اَللَّهُمَّ اقْذِفْ فِى قَلْبِى رَجَاءَكَ وَاقْطَعْ رَجَائِى عَمَّنْ سِوَاكَ، حَتَّىٰ لاَ أَرْجُوْ اَحَدًا غَيْرَكَ. اَللَّهُمَّ وَمَا ضَعُفَتْ عَنْهُ قُوَّتِى وَقَصُرَ عَنْهُ عَمَلِى وَلَمْ تَنْتَهِ إِلَيْهِ رَغْبَتِى وَلَمْ تَبْلُغْهُ مَسْأَلَتِى وَلَمْ يَجْرِ عَلَىٰ لِسَانِى مِمَّا أَعْطَيْتَ اَحَدًا مِنَ اْلاَوَّلِيْنَ وَٱلْأَخِرِيْنَ مِنَ ٱلْيَقِيْنِ فَخُصَّنِى بِهِۦ يَارَبَّ ٱلْعَالَمِيْنَ
Allahummaqdzif fii qolbii rojaa-aka waqtho’ rojaa-ii ‘amman siwaaka hattaa laa arjuu ahadan gairoka. Allahumma wa maa dho’ufat ‘anhu quwwatii wa qoshuro ‘anhu ‘amalii wa lam tantahi ilaihi roghbatii wa lam tablugh-hu mas-alatii wa lam yajri ‘alaa lisaanii mimma a’thoita ahadan minal awwaliina wal aakhiriina minal yaqiini fa khus-shonii bihii yaa robbal ‘aalamiin.
Artinya: "Ya Allah, lemparkan pengharapan (kepada)Mu di hatiku, putuskan (ketergantungan) harapanku dari orang selain-Mu hingga aku tidak akan berharap kepada siapa pun selain-Mu. Ya Allah, dan sekalipun kekuatanku lemah darinya, usahaku pendek/sedikit darinya, dan itu tidak bisa menyelesaikan keinginanku dan tidak bisa menyampaikan permintaanku, dan keyakinan tidak berjalan pada lisanku dari apa/sebagaimana yang telah Engkau berikan kepada siapa pun, baik dari orang-orang terdahulu dan orang-orang yang terakhir, maka hal tersebut khususkan padaku wahai Tuhan semesta alam."
"Berkata Sayyidina Hasan. Maka aku merengek kepada Allah SWT dengan doa itu selama seminggu. Lalu penguasa mengirimkan kepadaku 500 ribu dinar. Maka ia bayar utang-utangnya dan ia tambahkan infaqnya," tutur Habib Umar bin Hafidz.
Setelah mengamalkan doa dari kakeknya, Sayyidina Hasan kembali bertemu Rasulullah SAW dalam mimpi. Nabi SAW kembali bertanya kabar cucunya.
“Allah SWT telah memberi kelapangan menjadi berkali lipat, dan telah dikirimkan sekian,” katanya kepada Nabi SAW.
“Begitulah nak, orang yang berharap kepada Allah SWT dan tidak tidak berharap kepada makhluk,” kata Rasulullah SAW, disampaikan Habib Umar.
Comments
Post a Comment