05 - SIBUKKAN DIRI DAN HATI NURANI DENGAN HAL YANG LEBIH UTAMA

Kajian Islami / Pintu Hikmah 

Episode : 

Judul : *MUHASABAH**_SIBUKKAN DIRI DAN HATI NURANI DENGAN HAL YANG LEBIH UTAMA_*

Referensi : 

______________________________________________

Alhamdulillah.

 Alhamdulillahi rabbil'alamin 

Allahumma shalli'ala sayyidina Muhammad wa 'ala Alihi wa shahbihi ajma'in.

Amma Ba'du : 

Sahabat channel tanwirul qulub yang dirahmati Allah.

Nafsu dan ambisi biasanya tidak pernah tertarik dengan ilmu, sehingga sulit bagi seseorang yang menuruti hawa nafsu untuk duduk di majelis ilmu.

Akibatnya hidup kian tidak tenang, gelisah tanpa arah, terpana tanpa makna dan hati semakin kering kerontang dari siraman ilmu dan cahaya iman yang sangat diperlukan...

Padahal, taman surga ada di dalam majelis ilmu. Rasulullah bersabda, “Jika kalian melewati taman surga maka singgahlah dengan hati senang.”

Para sahabat bertanya, “Apakah taman surga itu?” Beliau menjawab, ”halaqah-halaqah dzikir maksudnya halaqah ilmu.”

(HR. Tirmidzi).

Dikatakan taman surga, karena hanya orang yang benar-benar berilmulah yang takut kepada Allah Azza wa Jalla,

إِنَّمَايَخۡشَىٱللَّهَمِنۡعِبَادِهِٱلۡعُلَمَـٰٓؤُاْۗ

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hambanya hanyalah orang-orang yang berilmu.” 

(QS. Fathir: 28)

Allah Azza wa Jalla berfirman,

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُوْلاَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً


"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya."


(QS. Al-Isra’: 36)


Setelah menyebutkan pendapat para Salaf tentang ayat ini, imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Kesimpulan penjelasan yang mereka sebutkan adalah bahwa Allah Azza wa Jalla melarang berbicara tanpa ilmu, yaitu berbicara hanya dengan persangkaan yang merupakan perkiraan dan khayalan.” 


(Tafsir Al Qur'anul Azhim, Surat Al-Isra’: 36)


Imam Ali bin Abil ‘Izzi Al-Hanafi rahimahullah berkata: “Barangsiapa berbicara tanpa ilmu, maka sesungguhnya dia hanyalah mengikuti hawa-nafsunya."


(Kitab Minhah Ilahiyah Fii Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah, hlm. 393)


Allah Azza wa Jalla berfirman,


وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللهِ


"Dan siapakah yang lebih sesat dari pada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun." 


(QS. Al-Qashshash: 50)


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa,


اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ


“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, qalbu yang tidak khusyu’, jiwa yang tidak merasa puas, dan doa yang tidak didengar.” 


(HR. Muslim)


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga berdoa,


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ


“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, dan berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat.” 


(HR. Ibnu Hibban)


Saudaraku,

Maka yang wajib dilakukan oleh seorang yang berilmu dan berakal adalah tidak menyibukkan diri dan hatinya, kecuali dalam hal-hal yang lebih baik, yaitu tawakkal kepada Allah Azza wa Jalla dalam memperoleh apa yang dicintai dan diridhai-Nya, sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang penyair,


 وَإِذَا عَلِـمْتَ بِـأَنَّهُ مُتَفَاضِلٌ فَاشْغَلْ فُؤَادَكَ بِالَّذِي هُوَ أَفْضَلُ


"Dan jika engkau

 mengetahui bahwa ia begitu berharga, maka sibukkanlah hati nuranimu dengan hal yang lebih utama."


Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menyibukkan diri dan hati nurani dengan hal yang lebih utama untuk meraih ridha-Nya... 

Aamiin Ya Rabb.


_Wallahua'lam bishawab_

Comments

Popular posts from this blog